Mitos seputar makanan banyak beredar di masyarakat. Makanan-makanan tertentu dipercaya menjadi penyebab munculnya berbagai penyakit. Tidak hanya makanan kemasan, cepat saji, atau olahan berpengawet, tetapi bahan makanan yang sehat dan alami pun kerap menjadi kambing hitam atas masalah kesehatan manusia.
8 Mitos Seputar Makanan yang Sebabkan Penyakit
1. Santan bikin kolesterol naik
Banyak orang takut mengonsumsi santan karena khawatir kolesterolnya meningkat. Masalahnya, kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti stroke, jantung, dan tekanan darah tinggi.
Fakta: santan tidak mengandung kolesterol, tetapi kandungan lemaknya sangat tinggi. Mungkin masyarakat menganggap lemak sama dengan kolesterol. Padahal, lemak dalam santan adalah lemak sehat. Kandungan lemak sehat dan asam lauratnya justru menjaga kadar kolesterol baik dalam darah.
Namun, lemak sehat ini akan berubah menjadi lemak jahat ketika dididihkan atau dipanaskan berulang kali. Solusinya, buat santan dengan air matang atau panaskan sekali saja.
2. Kacang bikin jerawatan
“Makan kacang bisa menimbulkan jerawat.”
Fakta: jerawat muncul karena produksi minyak (sebum) berlebih, kemudian menyumbat pori-pori dan menimbulkan infeksi. Aktivitas kelenjar minyak dipengaruhi oleh faktor hormonal, kebersihan, keturunan, dan gaya hidup.
Saat berjerawat, justru sebaiknya kamu makan kacang karena kandungan vitamin E, antioksidan, dan seleniumnya membantu mencegah kerusakan sel. Jadi, kamu tidak perlu menghindari kacang asal dikonsumsi sewajarnya. Konsumsi berlebihan bisa membuat sakit kepala dan sembelit.
3. Udang dan jeruk bikin keracunan
Benarkah menyantap udang sambil minum es jeruk menyebabkan keracunan arsenik?
Fakta: udang memang memiliki kandungan arsenik, tetapi jumlahnya sangat kecil sehingga tidak mungkin menyebabkan keracunan. Bahkan, jenis arsenik dalam udang adalah arsenik organik yang tidak berbahaya karena tidak mudah diserap oleh sel dan langsung dapat dikeluarkan dari tubuh melalui urine.
Menariknya, justru vitamin C dapat membantu penyerapan zink dan kalsium pada udang ke dalam tubuh kita.
4. Timun bikin keputihan
“Jangan banyak makan timun, nanti kamu keputihan.” Kaum hawa, terutama remaja, pasti sudah sangat familiar dengan nasihat ini. Mitos ini tampaknya diceritakan turun-temurun sejak zaman dahulu.
Fakta: keputihan yang normal dipengaruhi oleh hormon, bukan apa yang kita makan. Lagi pula, timun mengandung kalsium, vitamin K, dan nutrisi lain yang sayang sekali untuk dilewatkan. Kandungan airnya yang tinggi, sekitar 95 persen, mungkin menjadi penyebab orang-orang mengaitkannya dengan keputihan.
5. Kunyit bikin rahim kering
Katanya, wanita yang sering minum kunyit akan mengalami kekeringan rahim. Sebagai informasi, yang dimaksud dengan rahim kering ialah kondisi ketidaksuburan atau sulit hamil. Jadi, jangan diartikan secara harafiah bahwa rahim benar-benar kering.
Fakta: saat haid, minum jamu kunyit asam dapat meluruhkan darah agar lebih cair dan lancar. Mungkin dari sini orang mengira bahwa kunyit juga akan meluruhkan dan membuang lendir jika dikonsumsi tiap hari. Padahal, kunyit boleh dikonsumsi setiap hari asal tidak melebihi 500 mg per harinya.
6. Cabai bikin usus buntu
“Sakit pada usus buntu disebabkan oleh konsumsi cabai.” Agaknya, pendapat ini muncul karena beberapa orang mengalami sakit perut setelah makan makanan pedas. Rasa sakit ini sering dikira usus buntu karena gejalanya mirip.
Fakta: makanan bukan menjadi penyebab utama masalah usus buntu. Peradangan terjadi ketika ada sumbatan pada saluran usus buntu akibat infeksi. Cara mencegah radang usus buntu bukan mengurangi konsumsi cabai, melainkan memperbanyak makan makanan berserat dan cukup minum air putih.
7. Kelapa bikin kremian
Konon, makan kelapa parut menyebabkan munculnya cacing kremi di anus.
Fakta: kondisi ini disebabkan oleh infeksi akibat parasit cacing kremi yang menyerang usus. Kita tertular penyakit ini ketika makan makanan atau menyentuh benda yang terkontaminasi telur cacing. Selain itu, cacing ini juga bisa masuk ke tubuh melalui udara.
Sebenarnya, daging kelapa justru baik untuk kesehatan usus, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mencegah infeksi. Kelapa parut mungkin saja menyebabkan infeksi cacing kremi jika kebersihannya tidak terjaga.
8. Rambutan bikin batuk
Sakit batuk terjadi gara-gara makan rambutan. Informasi ini bisa dikatakan kurang tepat karena belum ada bukti ilmiahnya.
Fakta: batuk paling umum disebabkan oleh alergi dan infeksi saluran pernapasan atas. Apabila seseorang batuk setelah makan rambutan, mungkin penyebabnya ialah kandungan gulanya yang pekat.
Gula merangsang produksi lendir yang banyak sehingga dapat membuat tenggorokan terasa gatal. Namun, reaksi tiap orang terhadap gula berbeda-beda. Jika muncul rasa tidak nyaman di tenggorokan setelah makan rambutan, minumlah air putih hangat.
Makanan yang berasal dari alam tentunya diciptakan untuk memberikan manfaat jika digunakan sebagaimana mestinya. Tinggal bagaimana cara kita mengolah dan mengonsumsinya. Yang tidak kalah penting, periksa dulu kebenaran tentang mitos seputar makanan. Jadi, jangan berhenti makan makanan yang sehat hanya karena mitos, ya.
Hahaha dulu aku juga percaya kelapa bikin kremian. Soalnya kelapa parut bentuknya kayak cacing kremi